Abdul Rauf Akan Mengalokasikan Rp.2 Miliar Untuk Penanganan Infrastruktur Banjir Wera dan Ambalawi

Abdul Rauf, akan mengalokasikan Rp. 2 Miliar untuk penanganan Sejumlah Infrastruktur di Kecamatan Wera dan Ambalawi Kabupaten Bima. 

Mataram, Realita NTB.-
Banjir Bandang yang menerjang sejumlah Infrastruktur di Kecamatan Wera dan Ambalawi beberapa hari lalu, Anggota DPRD Provinsi NTB dari Partai Demokrat, Abdul Rauf akan mengalokasikan anggaran pokir Rp. 2 Milir. 

Infrastruktur yang rusak akibat banjir itu, tentu akan mengundang rasa peduli atas kejadian yang menimpa keluarga besarnya di Desa Ambalawi dan sekitarnya. 

Melihat kondisi itu, Abdul Rauf yang merupakan dara Asli Bima, tentu tidak tinggal diam. Apalagi yang terdampak banjir itu adalah keluarga kita bersama. 

“Insya Allah tahun ini, saya akan mengalokasikan anggaran Pokir Rp. 2 Miliar untuk perbaikan infrastruktur di Kecamatan Wera dan Ambalawi yang rusak akibat banjir,” kata Rauf 

Abdul Rauf juga telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas PUPR NTB agar perbaikan infrastruktur tersebut segera ditangani. Terutama pada ruas jalan di Desa Nangawera yang hampir terputus akibat banjir.

Selain menyoroti persoalan infrastuktur, Abdul Rauf juga berencana menjadikan desa-desa terdampak banjir sebagai lokasi reses guna memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya menjaga hutan. 

Karena rusaknya hutan, tentu menjadi salah satu faktor utama memperparah dampak bencana banjir di wilayah Wera.

“Saya akan mengadakan kegiatan reses di desa-desa terdampak banjir agar bisa memberikan pemahaman langsung kepada masyarakat tentang bahaya kerusakan hutan,”ungkapnya

“Saya tidak pernah membayangkan bahwa Kecamatan Ambalawi akan mengalami banjir bandang sebesar ini. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kerusakan hutan di wilayah pegunungan sudah sangat parah,” katanya.

Dalam penanganan banjir yang menghantui masyarakat, Abdul Rauf juga telah berdiskusi dengan Wali Kota Bima terpilih serta Gubernur NTB terpilih mengenai upaya penanggulangan banjir dan rehabilitasi hutan.

Abdul Rauf juga mendorong adanya langkah-langkah konkret, termasuk larangan pembabatan hutan serta program edukasi untuk masyarakat. 

Salah satu langkah yang akan diusungnya adalah mendorong penanaman pohon kemiri sebagai solusi ekologis dan ekonomi. 

Menurutnya, pohon kemiri memiliki dua manfaat utama sebagai penahan air hujan untuk mencegah banjir dan sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi.

“Provinsi NTB baru-baru ini mengekspor 20 ton buah kemiri dengan harga yang sangat menggiurkan. Oleh karena itu, edukasi tentang penanaman pohon kemiri harus digalakkan, karena nilai ekonominya jauh lebih tinggi dibandingkan jagung,” jelasnya.

Tak hanya itu, Abdul Rauf juga mengajak semua pihak untuk lebih peduli terhadap keseimbangan alam. Karena menurutnya, bencana banjir yang terjadi saat ini merupakan dampak nyata dari deforestasi yang tidak terkendali. 

Dia juga mengritisi program swasembada jagung yang dapat merusak hutan.

Ia menekankan pentingnya pembatasan penanaman jagung di kawasan hutan, terutama yang berada di sekitar aliran sungai, guna mencegah bencana ekologis yang lebih besar.

“Pemerintah harus tegas dalam membatasi penanaman jagung di kawasan hutan. Gerakan ini perlu dilakukan secara bersama-sama sebagai upaya mitigasi kerusakan hutan,” tegasnya. (RED). 

Posting Komentar

0 Komentar