Kris air bersih di Kota Bima, kini mulai dikeluhkan warga bukit Jatiwangi.
Kota Bima, Realita NTB.- Serukan sudah tidak ada lagi masalah krisis air bersih di Kota Bima, ternyata semua itu hanya pepesan kosong saja.
Krisis air bersih di Kota Bima, kini mulai dialami warga. Terutama sekali di wilayah barat, yang mengeluhkan kurangnya pasokan air bersih, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
Teriakan krisis pasokan air bersih ini datang dari warga Bukit Jatiwangi Kecamatan Asakota Kota Bima.
Pasalnya, sudah beberapa bulan terakhir distribusi air yang dikelola KPSPAM macet total karena ada kerusakan mesin.
Pihak kelurahan yang memfasilitasi pertemuan KPSPAM dengan Bidang Cipta Karya Dinas PUPR hingga kini tidak menghasilkan apa apa.
Sementara di bukit itu ada sekitar 60 Kepala Keluarga, dampak dari macetnya air ini. Warga bukit Jatiwangi terpaksa mengambil air di pemukiman warga menggunakan jiregen dan memesan air tangki yang tentunya harga belinya cukup mahal.
"Mana katanya pemerintah sukses hadirkan air bersih itu?, buktinya kami di bukit Jatiwangi ini justru sedang krisis air," ujar RadimanM
Dampak macetnya air bersih, warga bukit Jatiwangi terpaksa mengambil air menggunakan jiregen di pemukiman warga. |
Mnurur Radiman, air sudah macet hampir dua bulan lalu. Sementara kebutuhan sehari hari, warga terpaksa beli air Rp120 ribu dua tandon besar untuk kebutuhan seminggu. Artinya mereka harus keluarkan biaya hampir Rp500 ribu sebulan.
"Soal air bersih ini kami merasa kesulitan sekali pak, kapan kira kira bisa selesai keluhan air di puncak Jatiwangi ini," ujar Radiman warga bukit Jatiwangi, Kamis.
Warga puncak lainnya Rum menginginkan agar kedepan warga puncak Jatiwangi tidak lagi di hadapkan pada soal mesin rusak, alat macet dan sebagainya tetapi benar benar ada solusi terbaik untuk mengatasi persoalan air ini. "Kalau bisa kami usulkan bor kanada saja," harapnya.
Sementara itu Pengurus KPSPAM, Man mengaku macetnya air yang naik ke bak penampungan bukit karena daya dorong mesin dari bawah yang tak kuat hingga menyebabkan mesin rusak.
Hal ini tentu pihaknya tak ingin melibatkan warga bukit terus menerus untuk swadaya di setiap kali ada kerusakan baik kerusakan mesin maupun pipa.
"Kita inginkan kedepan ada langkah-langkah solutif untuk menyelesaikan keluhan warga ini, paling tidak jaringan jaringan PDAM itu difungsikan untuk kebutuhan air di Kota Bima," inginnya. (RED)
0 Komentar